Beranda | Artikel
Sekedar Renungan
Senin, 10 November 2014

Berkata seseorang di penghujung hayatnya : ((Hiduplah engkau sesuai dengan impianmu, janganlah kau hidup sesuai dengan keinginan orang-orang…
Berjuanglah untuk mewujudkan cita-citamu…janganlah kau berjuang untuk mewujudkan cita-cita orang-orang…))
Disebutkan bahwa nasehat ini keluar dari seseorang yang terkapar di rumah sakit dan akan menuju kematian. Tatkala ditanya apakah yang ia inginkan dalam kehidupannya yang akan segera berakhir?, iapun mengurapkan rangkaian nasehat di atas.
Nasehat Ini bukan berarti mengajarkan keegoisan, akan tetapi terlalu banyak komentar manusia, dan terlalu banyak ide manusia, bahkan terkadang ide-ide yang saling bertolak belakang… jika engkau turuti kemauan mereka maka tidak akan pernah habis, dan tidak akan pernah memuaskan…

Terlalu banyak pengaruh orang-orang yang bisa menghalangimu untuk mencapai tujuanmu… apalagi tujuan yang indah yang menuju akhirat….
Jika engkau harus mengikuti kemauan tradisi masyarakat maka bisa jadi engkau merugikan diri sendiri, bisa jadi kebahagiaan dirimu menjadi tumbal, dan bisa jadi agamamu engkau korbankan…!

Contoh kejadian nyata :
Seorang sahabat yang saya kenal tinggal di salah satu negeri kaum muslimin…, ternyata terjadi sengketa diantara keluarga dan kerabatnya, salah seorang adiknya membunuh sepupunya sendiri. Maka akhirnya para sepupunya pun balas dendam dan mereka hendak membunuh sahabat saya tersebut karena dialah yang paling terpandang di keluarganya. Mereka tidak puas kecuali jika membunuh orang yang paling terpandang yaitu sahabat saya. Namun tatkala mereka tidak mendapati sahabat saya –karena sedang dipenjara- maka merekapun membunuh adik sahabat saya.
Maka sekarang sahabat saya dihadapkan dengan kondisi yang sulit –jika harus mengikuti tradisi masyarakat-
1- Jika ia tidak membalas dendam atas kematian adiknya –yaitu dengan membunuh lagi salah seorang dari sepupunya- maka ia akan dihinakan oleh masyarakat dengan dikatakan sebagai orang yang pengecut dan tidak memiliki harga diri.
2- Jika dia balas dendam –dengan membunuh salah satu sepupunya- maka saling membunuh akan terus berlangsung, dan bisa jadi hingga turun temurun. Maka tentu ini adalah dosa yang sangat besar, dosa membunuh, apalagi dosa membunuh kerabat dekat !!
Tidak ada jalan lain bagi sahabat saya tersebut kecuali memafkan sepupunya, lalu meninggalkan masyarakat kampungnya dan berpindah beserta seluruh keluarganya ke kampung yang lain. Maka ia akan hidup dengan ketenangan dan kebahgiaan yang lain yang jauh dari pertumpahan darah dan cacian masyarakat..
Ini hanya sebagai contoh semata, namun kondisi-kondisi yang selaras dengan contoh ini ada dalam kehidupan. Terkadang kita dihadapkan dengan kondisi memikirkan kepentingan dan kemaslahatan pribadi dan keluarga –baik kemaslahatan agama maupun dunia- ataukah kita mengorbankan kemaslahatan kita demi memenuhi selera masyarakat, selera teman-teman?

 

Logo

Artikel asli: https://firanda.com/1288-sekedar-renungan.html